Jumat, 16 April 2010

PESAN MORAL

Gadis itu manis, dapat dikategorikan cantik. Ia memiliki rambut panjang, hitam dan lurus. Kulitnya putih bersih dengan tubuh yang ramping, lelaki manapun yang melihat pasti tertarik. Aurel namanya, namun ia tidak terlalu tinggi. Sampai pada suatu hari ia bertekad untuk berusaha meninggikan tinggi badannya dengan cara apapun. Ternyata Aurel memilih olahraga berenang sebagai cara meniggikan badannya. Itu ia lakukan supaya tampak lebih sempurna sebagai wanita, layaknya model-model yang memiliki kesempurnaan fisik untuk dipertontonkan.
Hampir setiap hari ia berenang. Tak peduli pagi, siang bahkan malam hari, asalkan ia memiliki waktu luang pasti disempatkan untuk berenang. Sampai-sampai ibu Aurel dibuat bingung akan rutinitas olahraga putrinya yang tergolong aneh.
“Aurel sayang.. boleh kamu berenang setiap hari, tapi jangan disaat terik begini.”
“Yang penting Aurel bisa lebih tinggi mah,” jawab Aurel.
“Buat apa kamu tinggi-tinggi, kamu sudah cantik dengan kondisi kamu yang sekarang. Gadis yang terlalu tinggi akan tampak lebih tua dari umurnya, sedangkan yang pendek akan tampak selalu muda. Imut-imut sih kalau mamah bilang,” timpal sang ibu sembari asik dengan sulaman ditanganya.
Sudah sering ibunya menasehati, namun sang anak tetap tak mendengarkan. Karena yang ada di otak Aurel sekarang hanya bagaimana meiliki badan yang lebih tinggi, tinggi dan tinggi. Hari berlalu, minggu berganti, bulan beralih, tinggi badan Aurel tidak menunjukan penambahan. Justru kulit Aurel yang dulu putih , bersih menjadi semakin gelap dan kusam. Sampai akhirnya Aurel pulang sekolah dengan keadaan menangis.
“Aurel sayang kamu kenapa?” tanya sang ibu yang masih bingung melihat putrinya menangis .
“Aurel nggak mau berenang lagi, Aurel nggak mau punya badan yang tinggi. Tujuan Aurel kan supaya punya badan yang lebih sempurna, supaya lebih menarik lagi bukan bikin badan gosong,” dengan terisak Aurel menjelaskan.
“Bagi mamah kamu adalah putri mamah yang cantik, orang lain pasti sepaham akan itu. Adapun kekurangan akan tertutup dengan sifat dan budipekerti yang baik,” dengan lembut sang ibu menjelaskan.
“Iya mah, Aurel sadar bahwa kesempurnaan bukanlah segalanya.”
“Yah sudah, sekarang kita ke tempat spa ok! Mamah nggak mau dikira punya anak keturunan negro loh,”
“Iiiiiiiiiiiiiiih mamah..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar