Sabtu, 24 April 2010

CANTIK

Jenii mengamati satu per satu anak yang masuk. Lalu diliriknya Mona, “Mol, aku sama cewek tadi ucantikkan mana?” Mona mengucek matanya. “Cantikkan kamu dong.. cewek tadi tuh gendut banget.” “makasih. Tapi kenapa dia bisa pacaran sama Kak Panji ya? Kamu tau Kak Panji kan, ketua OSIS kita?” “tau. Mungkin selera Kak Panji kayak gitu. Suka yang gendut, tapi lucu.” “Mungkin kali ya. Terserahlah. Yang penting cantikkan aku kan? Kalau gitu aku lebih percaya diri dech buat deketin Alex.” “Jen, kamu tuh dari sananya da cantik. Mau dibandingin sama Miss Universe juga.. cantikkan Miss universe sih.” Ledek Mona. “Sialan kamu, tapi aku musti ngebuktiin kalau aku memang cantik. Makanya aku membandingkan dengan cewek tadi biar lebih percaya diri.”
Jenni menyodorkan handuk di tangannya ke Alex. Alex yang habis latihan basket menerimanya dengan senyum di bibir. “Tumben kamu liat aku laihan.” “Bosan aku di rumah, habis ini kamu mau kemana?” “Ke mal sama teman-teman, mau cari sepatu basket.” Jawab Alex. Sepanjang jalan Jenni selalu mengamati setiap orang yang mereka lihat. Lalu dia bakan nyolek Alex dan bertanya. “ Dia sama aku cantikkan mana?” Alex selalu tersenyum dan menjawab “Cantikkan kamu kemana-mana Jen.” Itu terjadi berkali-kali. Bahkan saat mereka sudah sampai mal, Jenni tak berhenti berhenti mengamati sekitarnya dan menanyakan hal yang sama ke Alex. Alex membelai rambut Jenni yang panjang dan bertanya, “Emang kenapa siy? Kok dari tadi tanya itu mulu? Kamu cantik banget. Tidak usah disbanding-bandingkan sama cewek lain. kamu lagi krisis percaya diri ya?” “Krisis percaya diri? Enak aja. Aku cuma ingin memastikan kecantikan aku sampe seberapa. Emang salah ya Lex?” “Tidak salah sih tapi kesannya kamu nilai orang dari mukanya aja, bukan dari hatinya.” Jenni memandan Alex sebentar, lalu keduanya diam untuk waktu yang lama.
“Mon, aku sama anak baru itu cantik mana?” “Cantikan kamu, emang kenapa sih? Kamu takut anak baru itu ngrebut Alex?” “Y bukan gitu, toh aku sama Alex belum pacaran. Aku cuma mau mastiin aja.” “Jen, setiap cewek itu cantik, Tuhan sudah kasih kelebihan masing-masing sama setiap orang. Setiap cewek pasti cantik dan setiap cowok pasti ganteng. Kamu tidak perlu membanding-bandingkan kecantikan kamu sama orang lain. “iya aku tau, tapi aku perlu bukti yang nyata kailau aku memang cantik. Makanya aku selalu membandingkan dengan cewek lain karena cowok suka sama cewek yang cantik banget kan?” Jenni berhenti sejenak. Kata-kata Mona tadi terfikir olehnya juga. Tiba-tiba alex datang dan mengajak pulang. Sepanjang perjalanan Jenni hanya diam. Alex sampai harus memanggilnya berulang kali. “ kamu kenapa Jen, ko diam saja? Tidak tanya lagi seperti kemarin?” “Capek tanya begitu mulu. Kamu tidak sukan ya sama pertanyaan aku kemarin?” “Biasa saja.” “Aku cuma takut saja kalau kamu lebih suka sama cewek yang lebih cantik dari aku.” “y tidaklah. Aku suka kamu apa adanya. Dan aku tidak perlu cewek yang paling cantik untuk jadi pacar aku. Tapi aku butuh cewek yang bisa ngertiin aku apa adanya kaya kamu.” Jenni terdiam. Kata-kata Alex menyadarinya. Semua ketakutannya hilang. Benar apa kata Mona, setiap cewek punya kecantikkannya sendiri. Dan Alex juga benar, bahwa Jenni sedang krisis percaya diri.
Jenni tidak mau lagi membandingkan dirinya dengan cewek lain. karena Jenni sadar bahwa setiap cewek mempunyai kecantikan tersendiri, dan dia yakin Alex tak akan meninggalkannya walau dia cewek yang paling jelek diantara cewek lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar